Hati-hati SMS saat Menyetir

Bagaimana meminta orang tidak mengirim SMS saat menyetir?

Otoritas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta memasang spanduk besar di sekitar Tanjung Barat yang mengimbau pengemudi tidak mengirim SMS. Efektif? Saya, yang hampir tiap hari membaca, tidak merasa tergerak.

Otoritas jalan tol--dan polisi lalu lintas Indonesia--mungkin perlu meniru apa yang dilakukan polisi kota Gwent, Wales. Polisi di negeri yang pemerintahannya disatukan dengan Inggris itu, membuat film dramatis apa yang terjadi jika seseorang mengirim SMS sambil menyetir.

Film ini menceritakan Cassie Cowan, gadis manis setempat, yang mengirim SMS sambil menyetir. Kecelakaan yang diakibatkan mengakibatkan empat tewas.

Film layanan masyarakat ini dibuat dengan biaya hanya 10 ribu poundsterling (Rp 165 juta). Sangat murah, bahkan untuk ukuran Indonesia. Biaya bisa ditekan karena banyak yang membantu. Para pemain, misalnya, tidak dibayar. Mobil untuk tabrakan, ada yang menyumbang.

Film itu memiliki panjang lengkap 30 menit. Tapi sutradara Watkins-Hughes menyunting menjadi empat menit dan diunggah di YouTube untuk dipamerkan kepada teman-temannya.

Dalam beberapa pekan, video ini langsung menyebar dan diberitakan di seluruh dunia. Saat ini, video ini di peringkat sembilan paling banyak ditonton di YouTube (nomor satunya video grup musik yang bubar, Oasis). Reaksi muncul dari seluruh dunia. Media terkenal dunia pun menuliskan.




Inspektur Kepala John Pavett, polisi dari Gwent, mengatakan "Saya harap setelah menonton film ini, pengemudi akan berpikir ulang sebelum mengambil ponsel saat menyetir dan menjawab SMS atau telepon itu tidak sepadan dengan risiko nyawa bagi dirinya sendiri maupun orang lain."

Ya, pesan dari pak polisi di Wales itu cukup sukses. Kita jadi miris mengirim SMS sambil nyetir setelah melihatnya.