Inilah Cara Tepat "Perang" dengan Pasangan

TERKADANG, Anda dihadapkan pada kondisi sangat mencintai pasangan, namun juga benci dengan tingkah lakunya. Secara bersamaan, Anda ingin memeluknya, namun Anda juga ingin menendang dia jauh-jauh dari kehidupan Anda. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Merasakan cinta dan benci secara bersamaan merupakan kondisi normal. Itu disebabkan persamaan rasa di area otak Anda. Demikian berdasarkan sebuah studi terbaru yang dilansir Women's Health.

Rasa yang ada di otak Anda, mengaktifkan perasaan sentimental sekaligus memproduksi emosi berbentuk kemarahan. Dimana kondisi pada otak ini menjelaskan, mengapa Anda ditakdirkan untuk berjuang memelihara hubungan dengan pasangan dari waktu ke waktu.

"Berdebat dapat menjadi sinyal bahwa hubungan Anda dan pasangan kuat dan bergairah. Dan Anda merasakan cukup nyaman untuk mengespresikan perasaan negatif tanpa harus rasa takut atau kehilangan satu sama lain di dalam sebuah proses hubungan," kata Bonnie Eaker Weil, PhD sekaligus penulis buku Make Up, Don't Break Up.

Kendati begitu, bukan berarti Anda harus selalu berdebat jika tidak sepaham dengan jalan pikiran pasangan. Ada cara tepat "perang" dengan pasangan, untuk menunjukkan ketidaksepahaman ataupun emosi Anda. Berikut ini ulasannya:

Gunakan kuping, bukan mulut Anda

Jika Anda menemukan diri terdengar seperti playlist yang berbunyi terus menerus, cobalah untuk membuat jeda.

"Penelitian telah menemukan, bahwa pasangan yang tidak bahagia cenderung mengulangi kata-kata putus asa untuk didengar. Cara ini tidak produktif. Mereka akhirnya berbicara satu sama lain, daripada memilih untuk berdialog," kata Benjamin Karney PhD, direktur bersama dari Institut Hubungan di University of California di Los Angeles.

Ingatlah bahwa kalian merupakan pasangan

Kita tahu ini sulit, tetapi jika Anda mampu mengekspresikan emosi positif selama argumen, Anda akan memiliki hubungan yang lebih memuaskan dari dua atau tiga tahun. Pernyataan ini diterbitkan dalam Jurnal Perkawinan dan Keluarga.

"Ketika pasangan mampu berkomunikasi dengan cara yang intim, kasih sayang (misalnya, sentuhan di lengan atau pipi), dan bahkan humor di tengah-tengah perdebatan, dampak dari kata-kata kasar berkurang," kata Karney.

Karney menambahkan, interaksi positif ini menunjukkan bahwa Anda masih mencintai dan dicintai satu sama lain, dan Anda masih berkomitmen terhadap hubungan walaupun pada waktu yang terburuk.

Bahkan, Anda bisa beradu argumen dengan saling menggoda satu sama lain. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di University of California di Berkeley, bila adegan saling menggoda dengan perasaan cinta ditunjukan satu sama lain, maka konflik dan perbedaan pendapat pada akhirnya akan reda. Hal ini mungkin seperti ketika Anda menggunakan nama panggilan manis satu sama lain, atau membuat lelucon mencela diri sendiri.

Dan sebaiknya, Anda menghindari komentar yang mungkin melukai ego pasangan. Seperti komentar negatif mengenai kecerdasan, kebersihan pribadi, atau perilaku di atas ranjang.